Sejarah Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
b. Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik
a. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti
menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak
berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan
tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[1] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[1] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
Ciri-Ciri Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
Struktur
Tubuh Virus
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya
sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat disaring
dengan penyaring bakteri.
Partikel virus mengandung DNA atau RNA yang dapat berbentuk
untai tunggal atau ganda. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia
berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai
tunggal. Bahan genetik tersebut diselubungi lapisan protein yang disebut
kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat (sferik) atau heliks dan terdiri atas
protein yang disandikan oleh genom virus.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya
disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya,
pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA
membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein
dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini
diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein
yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian
ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal
infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara
keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus
heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400
nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri
ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik
ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus
hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid.
Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat
diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung
terlibat dalam penginfeksian sel.
Partikel
lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
Jenis-Jenis Struktur Virus
• Virus Berselubung
• Virus Kompleks
• Virus Telanjang
• Virus Berselubung
• Virus Kompleks
• Virus Telanjang
Reproduksi
Virus
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan
hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel
tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi virus disebut proliferasi atau
replikasi.
Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua
macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur litik, virus akan
menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada
daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi
dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak
virus pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan
maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu
melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
a. Infeksi secara litik/daur litik
Daur litik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Daur litik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Dengan ujung ekornya, fag melekat atau menginfeksi bagian
tertentu dari dinding sel bakteri, daerah itu disebut daerah reseptor (receptor
site : receptor spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu, dan fag jenis lain
tak dapat melekat di tempat tersebut. Virus penyerang bakteri tidak memiliki
enzim-enzim untuk metabolisme, tetapi rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi
merusak atau melubangi dinding sel bakteri.
Sesudah dinding sei bakteri terhidrolisis (rusak) oleh
lisozim, maka seluruh isi fag masuk ke dalam hospes (sel bakteri). Fag kemudian
merusak dan mengendalikan DNA bakteri.
2. Fase Replikasi (fase sintesis)
DNA fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) menggunakan
DNA bakteri sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah
beratus-ratus molekul DNA baru virus yang lengkap dengan selubungnya.
3. Fase Pembebasan virus fag - fag
baru / fase lisis
Sesudah fag baru terbentuk, sel bakteri akan pecah (lisis),
sehingga keluarlah fag yang baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar
200. Pembentukan partikel bakteriofag memerlukan waktu sekitar 20 menit.
b. Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik
Daur lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan
penetrasi pada bakteri kemudian mengeluarkan DNAnya ke dalam tubuh bakteri.
2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk profag.
Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi
sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode
protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Bila
bakteri membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri
juga mengandung profag di dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus
selama sel bakteri yang mengandung profag membelah. Jadi jelaslah bahwa pada
virus tidak terjadi pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus (fag)
baru yang berasal dari bahan yang telah ada dalam sel bakteri yang diserang.
Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam
rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang
terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh) disebut vaksin. Contohnya pembuatan vaksin
polio, rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan vaksin MMR (Measles, Mumps,
Rubella) untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat
dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara
khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi
tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit.
a. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus
- Mosaik, penyakit yang menyebabkan bercak kuning pada daun tumbuhan seperti tembakau, kacang kedelai, tomat kentang dan beberapa jenis labu. Penyakit ini disebabkan oleh Tobacco Mozaic Virus (TMV). Mentimun (Cucumber Mozaic), buncis (Bean cane mozaic dan Bean mozaic), gandum (Wheat mozaic), tebu (Sugar cane mozaic). Virus TMV pada tanaman ditularkan secara mekanis atau melalui benih. Virus ini belum diketahui dapat ditularkan melalui vektor (serangga penular). Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara mekanis misalnya pada saat pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala Serangan daun tanaman yang terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika menyerang tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.
- Yellows, penyakit yang menyerang tumbuhan aster.
- Daun menggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan lobak yang diserang virus TYMV.
- Penyakit tungro (virus Tungro) pada tanaman padi. Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
- Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk (virus citrus vein phloem degeneration (CVPD). Virus ini dengan begitu cepat menyebar ditularkan serangga vektor Diaphorina Citri Kuwayana (Homoptera Psyllidae) atau masyarakat umum menyebutnya kutu loncat atau kutu putih.
b. Penyakit pada hewan yang
disebabkan oleh virus
1. Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang
menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new
castle disease virus (NCDV). Ayam yang terjangkit penyakit ini harus
dimusnahkan karena dapat bertindak sebagai sumber pencemaran dan
penular.diikuti oleh gangguan syaraf serta diare.
2. Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang
menyerang ternak sapi dan kerbau. penyakit kuku dan mulut merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus yang mudah menyerang hewan ternak berkuku
belah diantaranya sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi. Penyebaran penyakit
itu dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya virus yang terbawa oleh
angin, persinggungan badan dengan hewan ternak yang sudah terinveksi,
bercampurnya hewan ternak dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang
mengandung virus. Penyakit kuku dan mulut mengakibatkan sariawan yang
mengganggu kuku dan mulut sehingga ternak tidak nafsu makan selama hampir dua
minggu, hingga berangsur kurus dan akhirnya mati.
3. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus
(RSV).
4. Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang
anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah Rhabdovirus. Penyakit anjing
gila (rabies) adalah suatu penyakit menular yang akut, menyerang susunan syaraf
pusat, disebabkan oleh virus rabies jenis Rhabdho virus yang dapat menyerang
semua hewan berdarah panas dan manusia. Penyakit ini sangat ditakuti dan
mengganggu ketentraman hidup manusia, karena apabila sekali gejala klinis
penyakit rabies timbul maka biasanya diakhiri dengan kematian.
5. Polyoma, penyebab tumor pada hewan.
6. Adenovirus, penyebab tumor pada hewan tertentu.
c. Penyakit pada manusia
yang disebabkan oleh virus
- lnfluenza
Penyebab influenza
adalah virus orthomyxovirus yang berbentuk seperti bola. Virus influenza
ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan.
Virus influenza pada umumnya menyerang hanya pada sistem pernapasan. Terdapat
tiga tipe serologi virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A dapat
menginfeksi manusia dan hewan, sedangkan B dan C hanya menginfeksi manusia.
Gejala influenza adalah demam, sakit kepala, pegal linu otot, dan kehilangan
nafsu makan, Orang yang terserang influenza biasanya akan sembuh dalam 3 sampai
7 hari.
Penanggulangan virus
ini telah diusahakan oleh beberapa ahli dengan pembuatan vaksin. pendekatan
terbaru adalah dengan pemakaian mutan virus hidup vang dilemahkan untuk
mendorong agar respon kekebalan tubuh meningkat.
Pencegahan terhadap
penyakit influenza adalah dengan menjaga daya tahan tubuh dan menghindari
kontak dengan penderita influenza.
- Campak
Campak disebabkan
oleh virus paramyxovirus yang tidak rnengandung enzim neurominidase.Gejala
campak adalah demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.
Di awal masa
inkubasi, virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas. Di akhir masa
inkubasi, virus menuju darah dan beredar keseluruh bagian tubuh, terutama
kulit.
- Cacar air
Cacar air disebabkan
oleh virus Herpesvirus varicellae. Virus ini mempunvai DNA ganda dan menyerang
sel diploid manusia.
- Hepatitis
Hepatitis
(pembengkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Ada 3 macam virus
hepatitis yaitu hepatitis A, B, dau C (non-A,non-B). Gejalanya adalah demam,
mual, dan muntah, serta perubahan warna kulit dan selaput lendir menjadi
kuning. Virus hepatitis A cenderung menimbulkan hepatitis akut, sedangkan virus
hepatitis B cenderung menimbulkan hepatitis kronis. Penderita hepatitis B
mempunyai risiko menderita kanker hati. Penyakit ini dapat rnenular melalui
minuman yang terkontaminasi, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang
tidak steril.
- Polio
Polio disebabkan
oleh poliovirus. Serangan poliovirus menyebabkan lumpuh bila virus menginfeksi
selaput otak (meninges) dan merusak sel saraf yang berhubungan dengan saraf
tepi.
Virus ini menyerang
anak - anak berusia antara 1 - 5 tahun . virus polio dapat hidup di air selama
berbulan - bulan, sehingga dapat menginfeksi melalui air yang diminum. Dalam
keadaan beku virus ini dapat ditularkan lewat lingkungan yang buruk, melalui
makanan dan minuman. penularan dapat terjadi melalui alat makan bahkan melalui
ludah.
- Gondong
Penyakit gondong
disebabkan oleh paramyxovirus dapat hidup dijaringan otak , selaput otak,
pankreas, testis, kelenjar parotid dan radang di hati. Penyakit gondong
ditandai dengan pembengkakan di kelenjar parotid pada leher di bawah daun
telinga. penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita melalui
ludah, urin dan muntahan.
- AIDS
AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) adalah penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus HIV adalah
virus kompleks yang rnempunvai 2 molekul RNA di dalam intinya. Virus tersebut
diduga kuat berasal dari virus kera afrika yang telah mengalami mutasi.
Walaupun AIDS sangat mematikan, penularannya tidak semudah penularan virus
lain. Virus HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa seperti jabat tangan,
pelukan, batuk, bersin, peralatan makan dan mandi, asalkan tidak ada luka di
kulit.
Virus HIV dapat
masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit atau selaput lendir. Penularannya
dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan penggunaan jarum
suntik yang tidak steril. Gejala awal ditandai oleh pembesaran nodus limfa.
Penyakit yang umumnya diderita adalah pneumonia, diare, kanker, penurunan berat
badan, dan gagal jantung. Pada penderita, virus HIV banyak terkonsentrasi di
dalam darah dan cairan mani. Sekali virus menginfeksi penderita, virus akan
tetap ada sepanjang hidup penderita.
- Ebola
Gejala awal vang
ditimbulkan ebola mirip influenza, yaitu demam, menggigil, sakit kepala, nyeri
otot, dan hilang nafsu makan.
Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi. Setelah itu virus ebola mulai mereplikasikan dirinya. Virus ebola menyerang sel darah.
Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi. Setelah itu virus ebola mulai mereplikasikan dirinya. Virus ebola menyerang sel darah.
Sebagai akibatnva
sel darah yang mati akan menyumbat kapiler darah, mengakibatkan kulit memar,
rnelepuh, dan seringkali larut seperti kertas basah.
Pada hari ke-6,
darah keluar dari mata, hidung, dan telinga. Selain itu penderita memuntahkan
cairan hitam vang merupakan bagian jaringan dalam tubuh yang hancur.
Pada hari ke-9,
biasanva penderita akan mati.
Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola (darah, feses, urin, ludah, keringat). Sampai saat ini belum ada obat penyembuhnya.
Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola (darah, feses, urin, ludah, keringat). Sampai saat ini belum ada obat penyembuhnya.
Virus ebola
ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam
belum diketahui, demikan pula bagaimana prosesnya menjadi epidemik. Virus ebola
dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit. kemudian akan mati oleh radiasi
uliraviolet.
- Herpes simplex
Disebabkan oleh
virus anggota sukuHerpetoviridae, yang menyerang kulit dan selaput lendir.
Virus herpes simplex dapat menyerang bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Penyakit ini
biasanya menyerang mata, bibir, mulut, kulit, alat kelamin, dan kadang - kadang
otak. Infeksi pertama biasanya setempat dan cenderung hilang timbul. Virus
masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil. Pada bayi, virus sering ditularkan
pada saat dilahirkan.
Selain itu virus
juga ditularkan melalui hubungan seksual. Kecuali pada mata dan otak, gejala
utama penyakit adalah timbul gelembung - gelembung kecil. Gelembung tersebut
sangat mudah pecah. Infeksi pada alat kelamin diduga merupakan salah satu
faktor penyebab tumor ganas di daerah genitalia tersebut.
- Papilloma
Disebabkan oleh
salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin,
tenggorokan, dan saluran utama pernapasan.
Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
- SARS (Severe Acute Respirotory Syndrome)
Diduga disebabkan
oleh virus Corona mamalia (golongan musang, rakun) yang mudah sekali
bermutasi setiap terjadi replikasi.
Gejala-gejala
penyakit: suhu tubuh di atas 39oC, menggigil, kelelahan otot, batuk kering,
sakit kepala, susah bernapas, dan diare.
- Rabies
Disebabkan oleh
virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan penyakit yang menyerang hewan,
misalnya anjing, kucing, dan kelelawar penghisap darah. Hewan yang terkena
dapat menunjukkan tingkah laku agresif ataupun kelumpuhan.
Virus ditularkan
pada manusia melalui gigitan binatang yang terinfeksi. Setelah masa inkubasi
yang sangat bervariasi, dari 13 hari sampai 2 tahun (rata-rata 20 - 60 hari),
timbul gejaia kesemutan di sekitar luka gigitan, gelisah, dan otot tegang.
Gangguan fungsi otak, seperti hilangnya kesadaran, terjadi kira - kira satu minggu
kemudian, Rabies sering kali menyebabkan kematian.
Sebagai panduan
tentang rabies, dapat dipakai teori dari Vaughansebagai berikut:
1) Jika hewan yang
menggigit tidak menunjukkan gejala rabies dalam waktu 5 - 7 hari setelah
menggigit, dapat dianggap bahwa gigitan tidak mengandung virus rabies.
2) Tidak semua hewan
berpenyakit rabies mengeluarkan virus rabies dalam ludahnya.
3) Gigitan kucing
lebih berbahaya daripada gigitan anjing, karena kemungkinan adanya virus pada
ludah kucing yang terinfeksi rabies lebih besar (90%) daripada anjing (45%).
Pencegahan penyakit pada hewan dilakukan dengan cara vaksinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar